Memahami Kegunaan Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)

Memahami Kegunaan Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)

Anda pasti sudah tak asing tatkala mendengar istilah sumur resapan air hujan (SRAH). Istilah ini banyak kita temukan dengan hal seputar pembangunan lahan. Namun apa sebetulnya maksud dan kegunaannya? Pembahasan berikut ini akan mengulas lebih lanjut mengenainya.

Memahami hal-hal seputar Sumur Resapan Air Hujan kami rasa cukup penting, apalagi di masa modern ini penggunaan lahan tanah semakin gencar, melihat berbagai pembangunan terjadi di sana-sini. Seperti misalnya peningkatan pembangunan perumahan yang secara langsung berdampak pada penyempitan lahan penyerapan air hujan.

Sumur Resapan Air Hujan

Jika musim hujan tiba, maka konsentrasi berkumpulnya air bisa lebih meningkat. Jika air terlalu banyak sedangkan daya tampung drainase lebih sedikit kapasitasnya, maka bisa menimbulkan berbagai masalah lain. Misalnya menghambat fungsi drainase, adanya genangan air, bahkan bisa menimbulkan banjir.

Apa Itu Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)?

Sumur resapan merupakan sumur buatan sebagai rekayasa konservasi air, yang kontraktor bangun dengan kedalaman tertentu. Sumur ini berbeda dengan sumur air minum. Jika sumur air minum kita buat dengan tujuan menaikkan air tanah ke permukaan, maka sumur resapan sebaliknya. Ia dibuat sedemikian rupa untuk meresap air hujan ke dalam tanah agar lebih mudah.

Lubang yang dibangun sebagai media resapan air ini akan bekerja dengan cara menampung air hujan dengan kapasitas tertentu, sehingga nantinya dapat meresap ke dalam tanah.

Apa Saja Kegunaan Membangun Sumur Resapan?

Lebih luas lagi sumur resapan ini ternyata memiliki segudang keunggulan, terutama sebagai solusi masa kini mengatasi permasalahan air hujan, kawasan serapan air, dan lain seputarnya. Apalagi bagi bangunan-bangunan yang berdiri di daerah perkotaan atau di kawasan rawan banjir, pembuatan sumur resapan sudah sangat umum.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Jauh Tentang Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Pembangunan SRAH terbukti dengan fungsinya tersebut dapat digunakan untuk membantu menyeimbangkan fungsi tanah, terutama seputar penyerapan air hujan di kawasan pemukiman yang banyak menjadi masalah.

srah Sumur Resapan Air Hujan

Solusi Bagi Kawasan Rawan Banjir

Pertama, pembangunan sumur resapan bisa mengurangi resiko terjadinya banjir. Ini bisa menjadi solusi sederhana bagi kawasan yang sebelumnya selalu langganan banjir. Cukup dengan mendirikan galian ini, maka penghuni juga bisa hidup nyaman sejahtera tanpa bayang-bayang terjadinya banjir.

Karena apabila kita diamkan begitu saja, air yang menggenang di permukaan tanah sulit untuk anda atasi. Air yang sulit mengalir atau diserap tanah pada akhirnya dapat menimbulkan resiko banjir.

Cadangan Air Tanah

Tidak hanya itu, galian yang dibuat ini juga berguna sebagai alternatif penambah cadangan air tanah. Atau berguna untuk melestarikan serta menyelamatkan sumber daya air, terutama untuk jangka panjang.

Apalagi kini krisis air tanah sudah cukup banyak terjadi di beberapa daerah di Indonesia, sedangkan kebutuhan air bersih untuk hidup memang sangat banyak. Jika hal ini berseberangan maka resiko tersebut bisa terjadi. Namun dengan dukungan didirikannya sumur resapan ini dapat membantu menyeimbangkan dengan kebutuhan air jangka panjang.

Sumber Irigasi Pertanian

Pembangunan sumur resapan air hujan (SRAH) membawa potensi yang lebih luas, yaitu bisa dipakai sebagai sumber irigasi lahan pertanian seperti sawah atau kebun. Curah hujan tidak selalu dapat diprediksi kapan akan turun. Jika musim kemarau tiba, bahkan cadangan dalam sumur resapan ini bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut.

Menjaga Kelembaban

Terakhir, keguanaan sumur resapan juga dapat menjaga kelembaban tanah di sekitarnya. Sehingga menjadi solusi terbaik bagi kawasan tropis, dan cocok bagi Anda yang ingin memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam karena kelembabannya terjaga.

Baca Juga :  Klasifikasi Bangunan Gedung

Dari fungsi-fungsi tersebut, kita bisa menyadari betapa kompleksnya fungsi pembangunan sumur resapan ini. Bahkan bisa membantu menuntaskan berbagai permasalahan tanah yang dewasa ini masih sering terjadi.

Syarat Penting Membangun Sumur Resapan Air Hujan

Ternyata membangun SRAH pun tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa perhitungan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), setidaknya ada syarat penting ketika Anda ingin membangun sumur resapan tersebut.

konstruksi Sumur Resapan Air Hujan

Kedalaman Sumur Resapan Air Hujan

Diantaranya mengenai kedalaman penggalian. Galian yang dibuat sebagai sumur resapan harus memiliki kedalaman khusus yaitu minimal 1,50 m, disesuaikan dengan perkiraan debit air pada musim hujan. Penggalian juga bisa dilakukan maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah.

Permeabilitasi (Kemampuan Tanah Menyerap Air)

Kedua, jangan lewatkan pula soal permeabilitasi tanah. Struktur tanah yang akan digunakan sebagai lahan galian sumur resapan, yaitu harus memiliki nilai permeabilitasi tanah kurang dari 2,0 cm per jam. Jika diartikan, maka genangan air setinggi 2 cm akan terserap ke dalam sumur dan habis dalam waktu 1 jam lamanya.

Permukaan Lahan Datar

Lalu, tanah yang digunakan sebagai tempat membangun sumur resapan air hujan (SRAH) harus didirikan pada lahan datar. Untuk menjaga kestabilan, sumur resapan sangat pantang dibangun pada lahan yang cenderung labil seperti misalnya tanah miring, lereng, atau daerah curam.

Lahan yang Steril

Selain itu tempat yang tepat untuk membangun sumur resapan adalah kawasan yang cenderung steril. Anda harus menjauhi pembangunan sumur ini di dekat septic tank, jikapun dibangun maka harus berjarak sekitar 5 m ketika diukur dari tepi septic tank tersebut.

Pembangunan juga harus jauh dari tempat pembuangan sampah (TPA), serta harus ada jarak minimal 1 m dari fondasi bangunan Anda.

Baca Juga :  Limbah B3, Pengertian, Jenis, Sifat, Dan Contoh-Contohnya

Material yang Dibutuhkan untuk Membangun Sumur Resapan Air Hujan

Bahan atau material bangunan yang dibutuhkan untuk membangun SRAH pun tidak semabarangan. Ia memerlukan material khusus dan kokoh agar kegunaannya dapat berfungsi dengan baik dan tahan lama.

Material yang digunakan diantaranya adalah, plat beton bertulang dengan tebal 10 cm campuran, lalu plat beton tidak bertulang dengan tebal 10 cm campuran, pasangan setengah batako atau bata merah, ferro semen dengan tebal 10 cm,pasangan setengah batako campuran jarak 1:4, beton bertulang pra cetak (10-20 cm), dan beton bertulang pra cetak (8-100 cm).

tutup Sumur Resapan Air Hujan

Ditambah lagi dengan material pecahan bata merah berukuran 5-10 cm, kemudian batu pecah yang berukuran 10-20 cm, PVC, dan terakhir injuk.

Cara Membangun Sumur Resapan

Pertama-tama Anda bisa menentukan bentuk sumur yang akan dibangun. Berdasarkan standar umum yang ada, bentuk sumur bisa dibuat berbentuk silinder atau segi empat. Setelah itu, penggalian lubang untuk resapan air bisa dimulai. Lubang yang dibuat harus memiliki diameter 80-100 cm dengan kedalaman sesuai standar.

Selanjutnya Anda bisa membangun struktur dinding sumur menggunakan material buis beton hingga pasangan bata kosong. Untuk menyerap atau mengalirkan air hujan ke dalam sumur, maka buat saluran inlet dari pipa. Tidak lupa menambahkan saluran outlet untuk menyalurkan air ke parit atau lahan pertanian jika tampungan air penuh.

Penting juga mengatur pipa pembuangan agar lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan air selokan. Tidak lupa lapisi juga lantai sumur dengan koral dengan standar ketebalan 15 cm. Dan tutuplah bagian atas sumur resapan menggunakan material plat beton dengan tebal 10 cm, lalu lapisi kembali dengan tanah.

Dari pembahasan mengenai sumur resapan air hujan (SRAH) ini, kini Anda dapat memahami istilah ini dengan pasti dan mendalam. Sehingga tidak salah kaprah ketika ingin membangunnya.