Mengenal Shop Drawing untuk Bidang Konstruksi

Mengenal Shop Drawing untuk Bidang Konstruksi

Shop drawing bisa disebut sebagai gambar teknis lapangan yang menjadi acuan untuk konstruksi bangunan. Pihak yang bertugas untuk membuat gambar teknis lapangan adalah kontraktor dan gambarnya harus melalui proses pengajuan ke konsultan pengawas atau pemilik untuk disetujui.

Untuk memberikan penjelasan lebih mendetail maka Konsultan Perizinan PT Agnia Khassa Arkananta akan memberikan tulisan lengkap mengenai Shop Drawing, berikut ulasan selengkapnya.

arsitek shop drawing

Shop Drawing untuk Konstruksi

Untuk bisa merencanakan proyek konstruksi dengan baik, Anda membutuhkan shop drawing yang bisa menjadi jembatan antara desain dan pelaksanaan. Oleh karena itu, pembuatan gambar ini harus sedetail mungkin agar pelaksana bisa mudah memahami desain gambar tersebut dan apa langkah yang harus mereka lakukan. 

Gambar shop drawing merupakan gambar teknik yang kontraktor/drafter buat dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan. Pembuatan gambar ini mengacu pada gambar kontrak yang konsultan perencana buat. Untuk proyek skala besar, seperti gedung bertingkat atau infrastruktur, gambar teknis lapangan ini menggunakan ukuran yang lebih lebar yaitu kertas A3.

Personil yang bertugas membuat gambar shop drawing adalah:

  • Drafter, sebagai pembuat gambar shop drawing.
  • Engineering manager, bertugas mengoreksi dan menyetujui shop drawing dalam internal kontraktor.
  • Quality control, bertugas mengontrol kualitas gambar dan mendistribusikan kepada personil lapangan.
  • Konsultan pengawas/manajemen konstruksi, bertugas memeriksa dan menyetujui gambar.
  • Konsultan perencana, sebagai pembuat gambar kontrak dan memberikan saran apabila terdapat perbedaan dalam gambar.

Alur Pembuatan Shop Drawing

  1. Kontraktor melihat gambar kontrak dan RKS (rencana kerja dan syarat-syarat) sebagai dasar pembuatan gambar.
  2. Gambar kontrak kemudian kontraktor olah dengan menyesuaikan kondisi lapangan, RKS, dan site instuction terbaru dari pemilik. 
  3. Kontraktor mengajukan gambar yang sudah jadi kepada manajemen konstruksi/konsultan pengawas.
  4. Konsultan pengawas menyetujui atau menolak gambar. Jika ada sesuatu yang kurang jelas, persetujuan juga bisa kontraktor minta ke konsultan perencana atau langsung kepada pemilik bangunan.
  5. Gambar yang manajemen konstruksi setujui lalu mereka kembalikan kepada kontraktor.
  6. Kontraktor mendistribusikan gambar kepada personil lapangan, seperti pelaksana, sub kontraktor, mandor atau pihak lainya yang berkepentingan. 
Baca Juga :  Serba-Serbi Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

Pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat dilakukan setelah adanya surat Izin Pelaksanaan Pekerjaan (IPP) yang berisi keterangan mengenai pekerjaan yang akan berlangsung, kebutuhan material/bahan, volume pekerjaan, dan metode yang akan mereka gunakan. IPP ini dilampirkan di dalam shop drawings, kemudian diajukan kepada Konsultan Perencana dan Site Manager (SM) untuk ditandatangani. Tanpa IPP, pekerjaan tidak dapat pelaksana proyek mulai.

proses shop drawing

Setelah mendapatkan surat Izin Pelaksanaan Pekerjaan (IPP), supervisor akan mengubah shop drawings ke dalam bentuk petunjuk pengerjaan supaya bisa lebih mudah mandor pahami. Selanjutnya, mandor membagikan tugas kepada masing-masing pekerja. Selama proses pengerjaan berlangsung, supervisor mengawasi kegiatan pekerjaan tersebut secara langsung. Hasil pekerjaan kemudian pihak Manajemen Konstruksi (MK) periksa ulang.

Apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan shop drawing tanpa konfirmasi sebelumnya, MK akan meminta pertanggungjawaban kepada Site Manager (SM) dan berhak membuat instruksi tertulis supaya pekerjaan tersebut mendapatkan perbaikan sampai sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah semua pihak sepakati.

Setiap kemajuan selalu supervisor catat untuk dilaporkan kepada SM. SM membuat laporan kemajuan proyek lengkap dengan modifikasi yang telah terjadi untuk dilaporkan secara berkala kepada Kepala Proyek. Setiap modifikasi yang keluar dari gambar rencana dan shop drawing harus ada dalam as-built drawing, lengkap dengan berita acara lapangan dan foto-foto dokumentasi.

Kriteria Gambar

Secara umum, kriteria shop drawing yang baik adalah mudah untuk memahaminya karena gambar ini penggunaannya adalah untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan lapangan. Kriteria selengkapnya adalah:

ilustrasi shop drawing
  1. Bentuk penulisan kop pada sisi kanan berisi judul gambar, perusahaan, nama proyek, nomor gambar dan halaman.
  2. Bentuk gambar dan ukuran konstruksi harus menampilkan bentuk dan ukuran dari setiap bagian konstruksi dengan jelas dan detail.
  3. Gambar harus mengunakan skala gambar.
  4. Gambar harus sesuai dengan kondisi lapangan.
  5. Menuliskan keterangan gambar, seperti elevasi, jenis material, dan penjelasan lain.
  6. Gambar harus tetap jelas terlihat saat digandakan.
Baca Juga :  Informasi Tentang Mall Pelayanan Publik Yang Populer Saat Ini

Kendala Saat Pembuatan Gambar

Saat membuat shop drawing, Anda mungkin menemui beberapa kendala berikut ini.

  1. Terdapat gambar yang tidak detail

Gambar kontrak sebagai bagian dari produk perencana setidaknya memiliki item-item pekerjaan yang tergambar secara jelas. Jika kekurangan detail itu hanya pada dimensi atau identifikasi jenis material, maka kekurangannya dapat langsung kita tambahkan pada shop drawing. Tapi kalau ada item pekerjaan yang harus ada secara sistem tapi tidak tergambar, perlu klarifikasi dengan pihak MK atau perencana.

  1. Adanya perbedaan gambar kontrak, BQ, dan RKS

Sering terjadi perbedaan antara gambar kontrak, BQ dan RKS, baik itu terkait item maupun volume pekerjaannya. Oleh karena itu, shop drawing berfungsi untuk memperjelas bagian mana yang akan kontraktor gunakan. Sebelumnya, tentu harus ada rapat koordinasi dengan pihak MK/pemilik untuk sistem yang optimal. Volume pekerjaan yang ada lalu kontraktor hitung berdasarkan shop drawing.

  1. Memberikan acuan yang jelas dan detail

Pelaksanaan pekerjaan di lapangan tentu perlu memiliki kesepahaman supaya tidak terjadi kesalahan fatal. Kejelasan itu harus mulai dari kejelasan shop drawing. Oleh karena itu, penting untuk menyosialisasikan shop drawing kepada tim lapangan.

  1. Mendukung jadwal pelaksanaan pekerjaan

Shop drawing tentu harus mendukung jadwal pelaksanaan pekerjaan. Hal itu bermanfaat untuk kejelasan pelaksanaan pekerjaan dan menghindari kesalahan dalam pekerjaan yang berakibat pada pengerjaan ulang yang menghabiskan banyak waktu dan biaya.

Berbagai Macam Stempel Shop Drawing

Stempel shop drawing bertujuan untuk mengontrol pendistribusian gambar dan menjamin kualitas agar gambar yang sudah pelaksana proyek bagikan benar-benar bisa dipertanggung jawabkan, berikut beberapa jenis stempelnya.

  1. FOR CONSTRUCTION, stempel ke gambar kontrak.
  2. MASTER COPY, stempel ke gambar asli yang sudah mendapatkan tandatangan kontraktor dan manajemen konstruksi.
  3. CONTROLED COPY, stempel untuk fotokopi gambar asli master copy, untuk memastikan agar gambar salinan sesuai dengan aslinya dan terlihat jelas.

Perbedaan DED, Shop Drawing, dan As Bulit Drawing

Meski sama-sama termasuk gambar konstruksi, DED, shop drawing, dan as built drawing memiliki perbedaan sebagai berikut.

Baca Juga :  Mengenal KDH (Koefisien Dasar Hijau) Secara Lengkap
shop drawing konstruksi

Detail Engineering Design (DED)

DED adalah produk dari konsultan perencana yang biasa kita gunakan untuk membuat perencanaan gambar kerja detail bangunan, seperti gedung, kolam renang, jalan, jembatan, dan bendungan.

Detail Engineering Design (DED) bisa berupa gambar detail bangunan atau gambar rencana teknis. Gambar rencana teknis meliputi arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, tata lingkungan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

Rencana Anggaran Biaya atau RAB merupakan perhitungan keseluruhan harga dari volume masing-masing satuan pekerjaan yang kita hitung berdasarkan gambar. Susunan RAB nantinya akan mendapatkan peninjauan ulang, perhitungannya mengalami koreksi, dan menyesuaikan harga dengan harga pasar sehingga menjadi Harga Perkiraan Sendiri (HPS). 

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) mencakup persyaratan mutu dan kuantitas material bangunan, dimensi material bangunan, prosedur pemasangan material, dan persyaratan-persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh penyedia pekerjaan konstruksi. RKS menjadi syarat yang harus dipenuhi penyedia jasa konstruksi sehingga bisa dimasukan ke dalam Standar Dokumen Pengadaan (SDP).

Shop Drawing

Berdasarkan uraian di atas, shop drawing merupakan gambar teknis lapangan yang biasanya kita gunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Pembuatannya biasanya oleh kontraktor atau sub kontraktor, diajukan dahulu ke MK/Konsultan Pengawas/pemilik untuk disetujui, kemudian baru mulai dikerjakan.

As Built Drawing

As Built Drawing merupakan gambar ulang yang sesuai dengan kondisi lapangan yang telah selesai pengerjaannya. Proses pekerjaannya biasanya kontraktor laksanakan pada akhir proyek konstruksi.

Dalam pengerjaan suatu proyek, terkadang ada kondisi bangunan yang harus berubah dan berbeda dari gambar untuk menyesuaikan kondisi lapangan saat itu. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa as built drawing perlu. Jika ada perbaikan di kemudian hari, pihak yang melaksanakannya bisa mengetahui kondisi nyata bangunan dari gambar As Built Drawing. Dengan demikian, pelaksanaan perbaikan akan lebih cepat dan tepat. 

Biasanya as built drawing lebih banyak penggunaannya oleh teknisi mekanikal elektrikal yang sering melakukan kegiatan pemeliharaan bangunan. Akan tetapi, terkadang teknisi sipil dan arsitek juga memerlukan as built drawing